LAPORAN PRAKTIKUM FITOKIMIA

“SOXHLETASI PIPER NINGRUM “

 


DISUSUN OLEH:

Nama: Putri Hanifah

NPM: F0I019071

Kelompok 4

Dosen Pengampuh : Apt. Suci Rahmawati, M.Farm

 

 

 

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI

PRODI DIPLOMA 3 FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS BENGKULU

TAHUN AKADEMIK 2020 / 2021


LAPORAN PRAKTIKUM FITOKIMIA

“SOXHLETASI PIPER NINGRUM “

A.   TUJUAN PRAKTIKUM

1.     Agar dapat memahami cara penggunaan metode soxhletasi.

2.     Agar  memahami prinsip metode soxhletasi.

B.   LANDASAN TEORI

Ekstrak merupakan sediaan kental yang diperoleh dengan cara mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia nabati atau hewani menggunakan pelarut yang sesuai. Kemudian, sebagian atau seluruh bagian pelarut diuapkan hingga menyisakan serbuk/kerak (crude). Serbuk yang tersisa kemudian diperlakukan dngan beberapa perlakuan yang berbeda untuk mendapatkan hasil atau memenuhi baku yang telah ditentukan. (Ditjen POM, 2011)

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampe adalah kelompok kecil yang secara nyata diteliti dan ditarik kesimpulan. Penelitian dengan menggunakan sampel akan memberikan keuntungan lebih besar jika dibandingkan dengan penelitian menggunakan populasi karena penelitia dengan menggunakan sampel lebih menghemat biaya, waktu dan tenaga. (Syaodih, 2009)

Proses pengekstrasian komponen kimia dalam se tertanam adalah pelarut organik akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif. Zat aktif akan larut dalam pelarut organik diluar sel, maka larutan terpekat terpekat akan berdifusi keluar sel dan proses ini akan berulang terus sampai terjadi keseimbangan antara konsentrasi zat aktif di dalam dan diluar sel (Andrian, 2011)

Metode ekstraksi terbagi atas dua cara yaitu ekstraksi secara dingin dan ekstraksi secara panas 

1. Ekstraksi secara dingin

  a. Metode Maserasi 

Maserasi meruapaan cara penyariansederhana yang dilakukan dengan cara merendam serbuk  simplisia dalam cairan penyari selama beberapa hari pada temperatur kamar dan terlindung dari  cahaya. Metode maserasi dapat dilakukan dengan modifikasi yaitu modifikasi maserasi melingkar, modifikasi maserasi digesti, modifikasi maserasi melingkar bertingkat, modifikasi remaserasi, modifikasi dengan mesin pengaduk, dan metode Soxhletasi.

 b. Metode Perkolasi 

Perkolasi adalah cara peyarian dengan mengalirkan penyari melalui serbuk simplisia yang telah  dibasahi. Keuntungan Metode ini adalah tida memerluan langkah tambahan yaitu sampel pada telah  terpisah dari estrak. Untuk kerugiannya adalah kontak anatara sampel padat tidak merata atau  terbatas dibandingkan dengan metode refluks  dan pelarut menjadi dingin selama proses perkolasi  sehingga tida melarutkan komponen secara efisien. (Anonim, 2011)

2.  Ekstrasi secara panas 

   a. Metode Refluks

keuntungan dari metode ini adalah digunakan untu mengesktraksi sampel sampel yang  mempunyai tekstur kasar dan tahan pemanasan langsung. Kerugiannya adalah membutuhkan volume total pelarut yang besar dan sejumlah manipulasi dari operator. 

 b. Metode destilasi uap 

Destilasi uap adalah metode yang populer untuk ektraksi minyak atsiri dari sampel tanaman. Metode destilasi uap air diperlukan untuk menyari simplisia yang mengandung minya menguap  atau mengandung komponen kimia yang mempunyai titi didih tinggi pada teanan udara normal.  ( Agusta Ardiyan,2012).

1. Pengertian Soxhletasi 

            Soxhletasi merupakan penyarian simplisia secara berkeseimbangan, cairan penyari dipanaskan sehingga menguap, uap cairan penyari terkondensasi menjadi molekul-molekul air oleh pendingin balik dan turun menyari simplisia dalam klonsong dan selanjutnya masuk kembali ke dalam labu atas bulat setelah melewati pipa sifon (Rene, 2011 )

2. Prinsip Soxhletasi  

Bahan yang akan diekstraksi diletakkan dalam sebuah kantung ekstraksi (kertas,karton, dan sebagainya) dibagian dalam alat ekstraksi dari gelas yang bekerja kontinyu.Wadah gelas yang mengandung kantung diletakkan antara labu penyulingan dengan labupendingin aliran balik dan dihubungkan dengan labu melalui pipa. Labu tersebut berisibahan pelarut, yang menguap dan mencapai ke dalam pendingin aliran balik melalui pipet,berkondensasi di dalamnya, menetes ke atas bahan yang diekstraksi dan menarik keluarbahan yang diekstraksi. Larutan berkumpul di dalam wadah gelas dan setelah mencapaitinggi maksimalnya, secara otomatis dipindahkan ke dalam labu. Dengan demikian zatyang terekstraksi terakumulasi melalui penguapan bahan pelarut murni berikutnya. Padacara ini diperlukan bahan pelarut dalam jumlah kecil, juga simplisia selalu baru artinyasuplai bahan pelarut bebas bahan aktif berlangsung secara terus-menerus (pembaharuan pendekatan konsentrasi secara kontinyu). Keburukannya adalah waktu yang dibutuhkanuntuk ekstraksi cukup lama (sampai beberapa jam) sehingga kebutuhan energinya tinggi(listrik, gas). Selanjutnya, simplisia di bagian tengah alat pemanas langsung berhubungandengan labu, dimana pelarut menguap. Pemanasan bergantung pada lama ekstraksi,khususnya titik didih bahan pelarut yang digunakan, dapat berpengaruh negatif terhadapbahan tumbuhan yang peka suhu (glikosida, alkaloida). Demikian pula bahan terekstraksiyang terakumulasi dalam labu mengalami beban panas dalam waktu lama. Meskipun carasoxhlet sering digunakan pada laboratorium penelitian untuk pengekstraksi tumbuhan,namun peranannya dalam pembuatan sediaan tumbuhan kecil artinya (Anonim: 2011 )

 

Klasifikasi Tanaman Lada (piper nigrum L.)

Lada, disebut juga merica atau sahang, yang mempunyai nama Latin Piper nigrum adalah sebuah tanaman yang kaya akan kandungan kimia, seperti minyak lada, minyak lemak, juga pati. Lada bersifat sedikit pahit, pedas, hangat, dan antipiretik. Tanaman ini sudah mulai ditemukan dan dikenal sejak puluhan abad yang lalu. 

Klasifikasi Lada sebagai berikut :

Kingdom : Plantae.

Divisi : Tracheophyta.

Sub Divisi : Spermatophytina.

Kelas : Magnoliopsida.

Ordo : Piperales.

Famili : Piperaceae.

Genus : Piper L.

Spesies : Piper nigrum L

 

III. ALAT DAN BAHAN

3.1 ALAT

1. Soxhletasi         

2. Beaker glass

3. Kertas Saring

4. kaki tiga

5. Hot plate

6. Benang jagung

7. Selang

8. Pompa air

9. Bunsen

3.2. BAHAN

1. Lada 200mg

2. Etanol 75% 200ml

3. Aquasest

 

IV. PROSEDUR KERJA

1.      Simplisia Lada 

·        Haluskan terlebih dahulu Lada 200mg

·        Timbang sesuai yang dibutuhkan 

·        Membungkus dengan kertas saring dimana bagian atas dan bagian bawah kertas saring diikat dengan benang jagung

·        kemudian masukan ke dalam  klongsong

 

2.     Etanol 75%

·        Ukur sebanyak 200ml etanol dengan menggunaan beaker gelass

·        masukan etanol dalam labu alas bulat 

 

3.     Lanjutan

·        Menghubungkan labu, klongsong dan kondensor

·        menghubungkan pendingin air

·        memanaskan labu dengan bunsen

·        lakukan ekstraksi sampai 10 siklus

·        dan didapatlah hasil ekstrak minyak  dari  soxhletasi

 

V. HASIL DAN PEMBAHASAN DAUN SIRIH

5.1. HASIL

Sediaan

Organoleptis:

Ekstrak Lada (Piper nigrum)

1. Warna : kuning kecoklatan

2. Konsistensi : cair

3. Bau : khas lada

 

5.2 PEMBAHASAN

Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan dari bahan padat maupun cair dengan bantuan pelarut. Pelarut yang digunakan harus dapat mengekstrak substansi yang diinginkan tanpa melarutkan material lainnya. Selain itu ekstraksi juga dapat diartikan sebagai penguraian zat-zat berkhasiat atau zat aktif dibagian tanaman, hewan dan beberapa jenis ikan pada umumnya mengandung senyawa-senyawa yang mudah larut dalam pelarut organik.Dalam percobaan ini, akan dilakukan ekstraksi minyak dalam lada. Senyawa organik yang terdapat dalam Lada tersebut hanya dalam jumlah kecil, maka teknik isolasi yang digunakan tidak dapat secara maserasi, melainkan dengan teknik lain dimana pelarutyang digunakan harus selalu dalam keadaan panas mengingat minyak Lada ini tahan terhadap pemanasan sehingga diharapkan dapat mengisolasi senyawa organik itu lebihefesien. Isolasi semacam itu disebut soxhletasi.Prinsip kerja soxhletasi adalah penyairan secara berkesinambungan dimana cairan penyari dipanaskan sehingga menguap, uap cairan akan terkondensasi molekul-molekul cairan penyari oleh pendingin balik dengan turun kedalam klonsong menyari simplisia dan selanjutnya masuk kembali kedalam labu alas bulat setelah melewati pipa siphon, proses ini berlangsung hingga penyarian zat aktif menjadi sempurna.Dalam penentuan kadar minyak ini, kondisi kemiri yang diuji harus cukup kering.Hal tersebut bertujuan supaya bahan-bahan yang larut dalam air tidak terekstrak dan terhitung sebagai lemak serta keaktifan pelarut tersebut tidak berkurang yang dapat berpengar uh dalam perhitungan kadar minyak yang diperoleh pada hasil akhir ekstraksi.Selain itu, lada juga harus dihaluskan untuk memperluas permukaan kontak antara sampel dengan pelarut dan pelarut makin mudah berdifusi ke dalam sampel sehingga ekstraksi minyak akan lebih optimal.

 

             Pada percobaan ini digunakan etanol 75% sebagai pelarut atau penyari minyak pada Lada . Etanol  yang merupakan pelarut polar akan menarik lemak/minyakpada kemiri yang merupakan senyawa polar juga. Etanol 75% sebanyak 200ml dimasukkan ke dalam labu alas bulat dan menambahkan beberapa batu didih. Batu didih ini berfungsi untuk meratakan panas, sehingga panas menjadi homogen pada seluruhbagian larutan. Selain itu, batu didih juga berfungsi untuk mencegah terjadinya prosesbumping pada saat pemanasan. Saat labu yang berisi etanol dipanaskan maka akanterbentuk gelembung gelembung udara yang besar. Dengan adanya batu didih makagelembung gelembung udara tadi diserap oleh pori pori batu didih dan dikeluarkan kembalidalam bentuk gelembung udara yang lebih kecil.

 

             Dipanaskan maka akan terbentuk gelembung gelembung udara yang besar. Dengan adanya batu didih makagelembung gelembung udara tadi diserap oleh pori pori batu didih dan dikeluarkan kembalidalam bentuk gelembung udara yang lebih kecil. terlebih dahulu kertas saring digulung dengan ukuran lebih kecil dari diameterklongsong dan tingginya tidak melebihi tinggi siphon. Tinggi kertas saring juga tidak bolehmelebihi tinggi pipa F, hal ini dikarenakan jika tinggi kertas saring melebihi tinggi pipa Fmaka uap yang terbentuk akan terhalang oleh kertas saring atau bahkan uap yangterbentuk masuk ke dalamnya dan proses kondensasi akan berlangsung tidak maksimal.Adapun syarat dari tempat sampel yaitu mudah ditembus pelarut dan tidak dapat larut olehpelarut dan untuk mengikatnya juga diperlukan kecermatan agar kertas saring tidak hancur dan harus disisakan benang untuk pengikatan pada bagian atas, hal ini berfungsi agar sampel bisa kita keluarkan dengan cara menariknya lewat benang tersebut. Simplisia tersebut dimasukkan ke dalam klongsong (timbel).Pada percobaan ini digunakan etanol 75% sebagai pelarut atau penyari minyak pada lada.

 

             Prosedur selanjutnya adalah menghubungkan labu, klonsong dan kondensordengan menggunakaan vaselin pada setiap sambungannya. Vaselin digunakan sebagaiperekat alat atau rangkaian alat soxhletasi. Vaselin ini juga digunakan untuk memudahkan melepas rangkaian alat soxhletasi nantinya karena akan terjadi pemuaian pada alat-alat soxhletasi saat terjadi pemanasan akan dan memungkinkan terjadinya perekatan padasambungan alat-alat. Selain itu, harus dipastikan bahwa tidak ada kebocoran pada setiap sambungan karena jika terdapat kebocoran, maka tidak akan terjadi proses kondensasi karena uap pelarut akan keluar sehingga lama kelamaan pelarut akan habis. Pipa saluran water in dan water out juga dihubungkan pada alat soxhletasi. Dimana posisi water in dibawah/lebih rendah dari posisi water out. Hal ini bertujuan agar air dapat mengisi seluruhbagian pada kondensor secara perlahan sehingga akan dihasilkan proses pendinginan  yang sempurna. Jika air dialirkan dengan arah aliran dari atas ke bawah maka air akandengan cepat mengalir keluar menuju pipa keluar dan tidak akan terjadi proses kondensasisecara sempurna. setelah air dialirkan, maka labu dipanaskan.Ketika mencapai suhu ±690C, pelarut n-heksan menguap. Uap tersebut mengalirmenuju kondensor melalui pavor. Uap etanolyang telah terkondensasi pada kondensor menetes pada klongsong (tempat simplisia) dan membasahi simplisia. Pelarut inimengekstrak lemak/minyak pada simplisia. Jika tinggi etanol  pada klongsong telahsama dengan tinggi siphon, maka etanol 75%  ini akan turun menuju labu kembali. Pelarutyang turun ke labu bersama dengan minyak yang terekstrak menyebabkan warna pelarut pada labu tidak sebening warna awalnya. Pemanasan yang dilakukan terus menerusmenyebabkan pelarut etanol 75% terus menguap sehingga proses penyarian ini terjadiberkali-kali (berkesinambungan) dan warna pelarut juga semakin berwarna kuning. Namun ketika terjadi penguapan, yang menguap hanyalah pelarut etanol 75% (minyak tidakmenguap) sehingga pada penyarian dengan menggunakan metode soxhletasi inidikatakan menggunakan pelarut yang selalu baru. Penyarian dihentikan ketika warna pelarut pada klongsong telah sama dengan warna pelarut murninya. Hal ini menunjukkan bahwa minyak pada lada telah habis terekstrak sehingga pelarut pada klongsong tidak lagi berwarna kuning atau pudar. Pada percobaan ini, proses ekstraksi dilakukan selama 3 jam dengan 10 siklus  penyarian.Pemanasan dihentikan dan labu pada alat soxhletasi didinginkan. Ekstrak yang diperoleh pada labu berwarna kuning namun ekstrak tersebut masih tercampur dengan pelarut

 

 

 

 

 

 

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 KESIMPULAN

1. Soxhletasi merupakan penyarian simplisia secara berkesinambungan, cairan penyari dipanaskan sehingga menguap, uap cairan penyari terkondensasi menjadi molekul-molekul air oleh  pendingin balik dan turun menyari simplisia dalam klonsong dan selanjutnya masuk kembali ke dalam labu alas bulat setelah melewati pipa siphon. Prosesini berlangsung hingga penyarian zat aktif sempurna

2.  Dari hasil percobaan diperoleh warna kuning kecoklatan dengan konsistensi cair

Soxhletasi sebagai suatu metode ekstraksi tidaklah sempurna. metode ini memiliki

kelebihan dan  kekurangan

 a.kelebihan :

 

 - Sampel diekstraksi dengan sempurna karena dilakukan berulang-ulang

 

 - Jumlah pelarut yang digunakan sedikit

 

 - jumlah sampel yang digunakan sedikit

 

 - Pelarut organik dapat mengambil senyawa organik berulang kali

 

b. kekurangan :

 - Tidak bisa dipakai untuk mengesktraksi bahan bahan tumbuhan yang mudah rusak atau senyawa  yang tidak tahan panas karena akan terjadi penguraian.

 - Pelarut yang digunakan mempunyai titik didih rendah, sehingga mudah menguap.

6.2. SARAN

   sebaiknya pelarut yang digunakan dalam ekstraksi  lada dengan metode soxhletasi yaitu dengan konsentrasi yang lebih tinggi  yaitu 96% agar mempercepat proses soxhletasi dan tidak   membutuhkan waktu yang lama . 

DAFTAR PUSTAKA

Adrian, peyne, 2011. Analisa Ekstraktif Tumbuhan Sebagai Sumber Bahan Obat”. Pusat Penelitian. Universitas Negeri Andalas.

Anonim, 2011. Laporan Praktikum Ekstraksi Pelarut. (online).    http://yelikeroppy.blogspot.com/2011/0sss5/ Laporan-praktikum-ekstraksi-pelarut.html.

Ardiyan, Agusta. 2012. Ekstraksi pelarut. (online) . http://clickardiyan.blogspot.com/2012/06/makalah-ekstraksi-pelarut.html

Ditjen POM. 2011. Farmkope Indonesia Edisi IV. Jakarta : Departemen Kesehatan RI

M.L., Rene Nursaerah. 2011. Mempelajari Ekstraksi Pigmen Antosianin dari Kulit Manggis dengan Berbagai Jenis Pelarut. Bandung. Universitas Pasundan

Syaodih, N. S. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

LAPORAN PRAKTIKUM FITOKIMIA INFUSA DAUN SIRIH (Piper betle L.) Dan INFUSA DAUN JAMBU BIJI ( Pisidium guajava Linn )

LAPORAN PRAKTIKUM FITOKIMIA “Destilasi Minyak Atsiri Jahe Merah (Zingiber Officinale L)

LAPORAN PRAKTIKUM FITOKIMIA “PEMEKATAN SOXHLETASI MERICA (Piper nigrum) MENGGUNAKAN ROTARY EVAPORATOR“