LAPORAN PRAKTIKUM FITOKIMIA “Destilasi Minyak Atsiri Jahe Merah (Zingiber Officinale L)

 

LAPORAN PRAKTIKUM FITOKIMIA

Destilasi Minyak Atsiri Jahe Merah (Zingiber Officinale L)

 


DISUSUN OLEH:

Nama: Putri Hanifah

NPM: F0I019071

Kelompok 4

Dosen Pengampuh : Apt. Suci Rahmawati, M.Farm

 

 

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI

PRODI DIPLOMA 3 FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS BENGKULU

TAHUN AKADEMIK 2020 / 2021


LAPORAN PRAKTIKUM FITOKIMIA

Destilasi Minyak Atsiri Jahe Merah (Zingiber Officinale L)

 

A.   TUJUAN PRAKTIKUM

1.     Untuk memahami prinsip isolasi minyak atsiri dan dapat mengerjakan isolasi beserta identifikasinya dengan kromatografi lapis tipis.

2.     Mendestilasi minyak jahe dari rimpang jahe dengan cara yang tepat.

 

B.   LANDASAN TEORI

Jahe ( zingiber officinale ) merupakan tanaman obat berupa tumbuhan rumpun berbatang semu. Jahe termasuk dalam suku temu-temuan ( zingiberceae ). Jahe berasal dari Asia pasifik yang tersebr dari India sampai cina.

Dalam sistematika tumbuhan, tanaman jahe termasuk dalam : ( Marjoni, 2017 ).

Kingdom         : plantae

Divisi              :  magnoliophyta       

Sub divisi        : spermatophyta

Kelas               : Liliopsida

Ordo                : Zingiberales

Suku famili      : Zingiberaceae

Genus              : Zingiber

Spesies            : Zingiber officinale Rosc

 

            Jahe memiliki kandungan vitamin A,B,C, lemak, protein, pati, damar, asam organik, oleoresin ( gingerin ), dan minyak atsiri ( zingeron, zingiberin, borneo, sineol, dan felandren). Oleresin merupakan campuran resin dan minyak atsiri yang diperoleh dari pelarut organik. Berdasarkan kandungan minyak atsirinya. Jahe merah yang kadarnya paling tinggi, lalu disusul oleh jahe putih kecil dan jahe gajah. ( setyanigrum, 2013 )

            Khasiat jahe sudah dikenal turun temurun di antaranya sebagai pereda sakit kepala, batuk, masuk angin. Jahe juga sering digunakan sebagai obat untuk meredakan gangguan pencernaan, rematik, obat antimual, mabuk perjalanan. Kembung, kolera, diaare, sakit tenggorokan, difteria, penawar racun, gatal digigit serangga, bengkak, serta memar. ( setiawan, 2015 )

 Kandungan kimia utama pada jahe adalah minyak atsiri,kandungan monoterpen utama adalah sitral a dan sitral b, sertaseskuiterpen, yang paling utamanya adalah β-seskuifelandren, β- bisabolen, ar-kurkumen, dan α-zingiberen; rasa pedas pada jahe berasaldari gingerol, shogaol, dan turunan keton fenolat) Senyawa khas jahe lainnya gingerol, shogaol dan zingeron, ketigasenyawa ini merupakan pemberi rasa pedas, panas dan pahit. Zingiberen merupakan salah satu pemberi aroma minyak jahe

Minyak atsiri merupakan senyawa metabolit sekunder yang termasuk dalam golongan terpen yang disintesis melalui jalur asam mevalonat (Ganjewala, 2009). Minyak atsiri memberikan aroma tertentu dan khas pada tumbuhan (Muchtaridi dan Moelyono, 2015).

Minyak atsiri merupakan senyawa, yang pada umumnya berujud cairan, yang diperoleh dari bagian tanaman, akar, kulit, batang, daun, buah, biji, maupun dari bunga dengan cara penyulingan. Meskipun kenyataan untuk memperoleh minyak atsiri dapat menggunakan cara lain seperti ekstraksi menggunakan pelarut organik atau dengan cara dipres (Sastrohamidjojo, H., 2004).

Destilasi merupakan suatu metode pemisahan campuran larutan dengan menggunakan fase uap yang kemudian diembunkan menjadi suatu larutan murni. Destilasi dapat digunakan untuk memisahkan dua buah campuran atau lebih terhadap larutan non volatil. Sifat larutan yang selalu terdapat uap di atas cairan, sehingga proses pemisahan dapat dilakukan untuk memperoleh destilat dengan melihat perbedaan titik didih dalam campuran, di mana larutan volatil cenderung lebih cepat mendidih daripada larutan non volatil (Baxter, et al., 2008).

Menurut Ketaren (1987) metode destilasi minyak atsiri ada tiga macam yaitu :

1)    Destilasi dengan air (Water Distillation) Metode destilasi dengan air (hidrodestilasi), bahan yang akan didestilasi dikontak langsung dengan air mendidih. Bahan tersebut mengapung di atas air atau terendam secara sempurna, tergantung dari berat jenis dan jumlah bahan yang didestilasi. Peristiwa pokok yang terjadi pada proses hidrodestilasi yaitu : difusi minyak atsiri dan air panas melalui membran tanaman, hidrolisa terhadap beberapa komponen minyak atsiri dan dekomposisi yang disebabkan oleh panas. Kecepatan penguapan minyak atsiri dalam proses hidrodestilasi bahan tidak dipengaruhi oleh sifat mudah menguapnya komponen-kompenen minyak atsiri, melainkan lebih banyak oleh derajat kelarutannya dalam air.

2)    Destilasi dengan air dan uap (Water and Steam Distillation) Pada metode destilasi air dan uap, bahan diletakkan di atas saringan berlubang. Ketel suling diisi dengan air sampai permukaan air berada tidak jauh di bawah saringan. Air dapat dipanaskan dengan berbagai cara yaitu dengan uap jenuh yang basah dan bertekanan rendah. Ciri khas metode ini adalah uap selalu dalam keadaan basah, jenuh dan tidak terlalu panas.

3)    Destilasi dengan uap (Steam Distillation) Metode ini pada prinsipnya sama dengan destilasi dengan air dan uap kecuali air tidak diisikan dalam labu. Uap yang digunakan uap jenuh atau kelewat panas pada tekanan lebih dari pada 1 atmosfir. Uap dialihkan melalui pipa uap berlingkar yang berpori yang terletak dibawah bahan dan uap bergerak ke atas melalui bahan yang terletak di atas saringan. Peralatan pada metode destilasi dengan air (hidrodestilasi) pada umumnya terdiri dari 3 bagian utama.

Tiga bagian utama tersebut adalah alat penyulingan, pendingin dan penampung kondensat. Alat penyulingan berfungsi sebagai tempat bahan tanaman yang akan diproses. Dalam alat ini terdapat air yang berhubungan langsung dengan bahan tanaman dan menguapkan minyak atsiri yang dikandungnya. Pendingin berfungsi mengubah uap-uap air yang mengandung uap minyak atsiri menjadi cairan. Penampung kondensat berfungsi untuk memisahkan minyak atsiri dari air yang terkondensasi secara sempurna. Kondensat mengalir dari pendingin ke penampung kondensat dan akan terlihat minyak atsiri yang dihasilkan akan terpisah dari air dengan sendirinya, karena berat jenis minyak atsiri lebih ringan dari pada air (Sastrohamidjojo, 2004).

 

 

 

III. ALAT DAN BAHAN

3.1 ALAT

1. Water bath       

2. Pisau

3. tatakan

 

3.2. BAHAN

1.     Jahe ( zingiber officinale ) 500g

2.     Aquadest

 

IV. PROSEDUR KERJA

1.     Siapkan jahe yang akan di gunakan sebanyak 500gram

2.     Bersihkan jahe (cuci) menggunakan air mengalir hingga tidak tersisa kotoran sedikit pun

3.     Setelah selesai, kupas kulit jahe menggunakan pisau atau alat pembersih lainnya

4.     Kemudian, lakukan proses perajangan pada jahe dan masukkan jahe ke dalam labu, lalu tambahkan aquadest hingga tanda batas

5.     Masukkan ke dalam waterbath,hingga mendidih atau hingga suhu mencapai +- 100o c

6.     Amati hasil percobaan .

 

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. HASIL

Adapun dalam praktikum yang di lakukan yaitu destilasi minyak atsiri jahe merah setelah di lakukan praktikum maka tidak mendapatkan minyak atsiri (tidak ada minyak atsiri yang di keluarkan pada jahe )

5.2 PEMBAHASAN

pada praktikum kali ini yaitu “Destilasi minyak atsiri jahe merah” Pada praktikum kali ini bahan utama yang digunakan yaitu jahe. Jahe merupakan jenis rempah-rempah yang paling banyak digunakan dalam berbagai resep makanan dan minuman. Secara empiris jahe biasa digunakan masyarakat sebagai obat masuk angin dan gangguan pencernaan. Dalam praktikum ini praktikan mengambil atau menimbang jahe sebanyak 500 gram setelah melalui proses pencucian dan perajangan,serta pemanasan di atas waterbath hingga mendidih dan mengamati jahe hingga mengeluarkan minyak atsiri atau tidak.

Jahe juga mengandung minyak atsiri yang dapat diperoleh melalui destilasi uap ataupun hidrodestilasi yang memiliki aktivitas mikrobiologis terhadap bakteri (B.Subtilis, S.aureus, K.Pneumonia) dan fungi (A.niger, P.notatum, M.heimalis, F.oxysporum), mempunyai sifat anti-filariasis 

Minyak atsiri yang dikenal juga dengan minyak eteris atau minyak Di Indonesia jahe merah masih sedikit yang membudidayakannya. Petani lebih memilih menanam jahe gajah atau empirit. Tidak dipungkiri, kedua jenis jahe tersebut memang sudah cukup familiar di masyarakat. Masyarakat terbiasa memanfaatkan jahe untuk tambahan masakannya atau untuk obat. Karena rendahnya minat masyarakat terhadap jahe merah ini, mengakibatkan petani enggan menanamnya. Padahal, jahe merah memiliki banyak sekali kelebihan dibandingkan jenis jahe lainnya 

Ekstrak jahe memiliki aktivitas antioksidan dari sifat medisnya  Selama ini industri minyak atsiri jahe di Indonesia belum dapat memenuhi standar karakteristik minyak atsiri jahe dunia. Minyak atsiri jahe produksi Indonesia memiliki kadar zingibereneyang rendah. Kadar zingiberene yang rendah disebabkan proses pemanasan dengan suhu tinggi pada proses distilasi konvensional. Sementara senyawa zingiberene merupakan senyawa thermolabile yang akan terurai pada suhu tinggi . Kadar zingiberene dalam minyak atsiri jahe dapat menyatakan kemurnian minyak.Selain itu, zingiberene merupakan antioksidan alami dan berfungsi sebagai agen antivirus, antimikroba dan antifertilitas. Produk yang mengandung zingiberene telah banyak digunakan sebagai alat kontrasepsi alami, kosmetik, rempah-rempah, pestisida dan sebagainya 

 

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 KESIMPULAN

Kesimpilan pada praktikum Disolasi minyak atsiri dari rimpang jahe ini dilakukan dengan metode destilasi air. Identifikasi minyak atsiri dari rimpang jahe menggunakan kromatografi lapis tipis tidak dilakukan karena karena kadar minyak atsiri yang terdistilasi terlalu sedikit. Kadar minyak atsiri yang terdistilasi terlalu sedikit disebabkan karena kurangnya bobot simplisia yang dipakai, kurang cocoknya pelarut yang dipakai, metode ekstraksi yang kurang efektif pada jenis simplisia, dan keberadaan zat aktif yang sulit diekstraksi.

6.2. SARAN

praktikum Destilasi minyak atsiri jahe merah ( zingiber officinale ) ini sebaiknya pratikan teliti dalam proses pembuatan agar hasil yang didapat maksimal.

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Baxter, K., Davis, M., Driver, S., Hatwal, C. S., Lee, C.R., Marsal, A. (2008). Stockley's Drug Interaction Eight Edition. London: London Pharmaceutical Press.

Ganjewala, D. (2009). Cymbopogon Essensial Oils. Chemical Compositions and Bioactivities International Journal of Essensial Oil Therapeutics. 3: 56-65

Ketaren, S. (1985). Pengantar Teknologi Minyak Atsiri. Jakarta: Balai Pustaka. Ketaren, S. (1987). Pengantar Teknologi Minyak Atsiri. Cetakan kesatu.Jakarta:

Marjoni, R. 2017. Dasar-Dasar Fitokimia. CV. Trans Info Media: Jakarta Timur.

Sastrohamidjojo. H. (2004). Kimia Organik, Stereokimia, Karbohidrat, Lemak, dan Protein. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Press.

Setiawan, Didik.2015Analisa Hidrolik Sistem Lifter Pada Farm Tractor Foton FT. 824, Universitas Muhammadiya Surakarta

 Setyaningrum, H.D dan C. Saparinto. 2016. Jahe. Jakarta: Penebar Swadaya

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

LAPORAN PRAKTIKUM FITOKIMIA INFUSA DAUN SIRIH (Piper betle L.) Dan INFUSA DAUN JAMBU BIJI ( Pisidium guajava Linn )

LAPORAN PRAKTIKUM FITOKIMIA “PEMEKATAN SOXHLETASI MERICA (Piper nigrum) MENGGUNAKAN ROTARY EVAPORATOR“