LAPORAN PRAKTIKUM FITOKIMIA “SKRINING ALKALOID PADA INFUSA DAUN SIRIH HIJAU DAN DAUN JAMBU BIJI”

 

 

LAPORAN PRAKTIKUM FITOKIMIA

“SKRINING ALKALOID PADA INFUSA

DAUN SIRIH HIJAU DAN DAUN JAMBU BIJI”


 

DISUSUN OLEH:

 

Nama                              : PUTRI HANIFAH

NPM                               : F0I019071

Kelompok                      : 4 (empat)

Hari/ Tanggal Praktikum         : Selasa,16 Maret 2021

Dosen Pengampuh         : Apt. Suci Rahmawati.,     M.Farm

 

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI

PRODI DIPLOMA 3 FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS BENGKULU

TAHUN AKADEMIK 2020 / 2021

A.   TUJUAN PRAKTIKUM

1.  Untuk mengetahui reaksi warna pada infusa daun jambu biji dan daun sirih

2.     Mahasiswa mampu mengidentifikasi warna

 

B.   LANDASAN TEORI

 

Infusa adalah sediaan air yang dibuat dengan mengekstraksi simplisianabati dengan air pada suhu 95-98 °C selama 15 menit, yang mana ekstraksinya dilakukan secara infundasi. Infundasi merupakan penyarian yang umum dilakukan untuk menyari zat kandungan aktif yang larut dalam air dari bahan- bahan nabati.

Penyarian adalah peristiwa pemindahan zat aktif yang semuladidalam sel ditarik oleh cairan penyari sehingga zat aktif larut dalam cairan penyari. Secara umum penyarian akan bertambah baik apabila permukaan simplisia semakin luas ( Ansel, 1998 ). Umumnya infus selalu dibuat dari simplisia yang mempunyai jaringan lunak yang mengandung minyak atsiri dan zat-zat yang tidak tahan pemanasan lama ( Depkes RI, 1979 ).

     Skrining fitokimia atau disebut juga penapisan fitokimia merupakan uji pendahuluan dalam menentukan golongan senyawa metabolit sekunder yang mempunyai aktivitas biologi dari suatu tumbuhan. Skrining fitokimia tumbuhan dijadikan informasi awal dalam mengetahui golongan senyawa kimia yang terdapat didalam suatu tumbuhan. Dalam percobaan ini, skrining fitokimia dilakukan dengan menggunakan pereaksi-pereaksi tertentu sehingga dapat diketahui golongan senyawa kimia yang terdapat pada tumbuhan tersebut. Uji skrining fitokimia bersifat kimiawi, tetapi untuk mengetahui adanya minyak atsiri dalam suatu tumbuhan dapat juga diperiksa secara mikroskopik yaitu dengan melihat apakah terdapat kelenjar-kelenjar minyak atsiri atau rambut-rambut kelenjar yang mengandung minyak atsiri, misalnya terdapat pada famili Labiate atau Asteraceae. Sebenarnya, dengan mengetahui sistematika suatu tumbuhan sudah dapat dibuat dugaan mengenai senyawa apa yang terkandung didalam suatu tumbuhan karena banyak famili tumbuhan yang memiliki kandungan senyawa yang khas, misalnya Solanaceae mengandung alkkaloida tropan, famili Rubiaceae mengandung alkaloida golongan purin dan sebagainya.

 

Infusa adalah sediaan cair yang dibuat dengan menyari simplisia nabati dengan air pada suhu 90 selama 15 menit.Pembuatannya dengan mencampur simplisia dengan derajat halus yang cocok dalam panci dengan air secukupnya, panaskan diatas penangas air selama 15 menit terhitung mulai mencapai 90  sambil berkali-berkali diaduk. Serkai selagi panas melalui kain flanel,  tambahakan air panas secukupnya melalui ampas sehingga diperoleh volume infusa yang dikehendaki ( Anief, 2010:182 ).

 

Infusa daun sirih dan infusa simplisia yang mengandung minyak atsiri, diserkai setelah dinginn. Infusa daun sena, infusa asam jawa dan infusa simplisia lain yang mengandung lendir tidak boleh diperas. Asam jawa sebelum dibuat infusa  dibuang bijinya dan diremas dengan air hingga massa seperti bubur, buah adasmanis dan buah adas harus dipecah dahulu. Pada pembuatan infusa kulit kina ditambahakan asam sitrat 10% dari bobot bahan khasiat ( Depkes RI, 1979:12 ).

 

Sirih merupakan tanaman menjalar dan merambat pada batang pokok di sekelilingnyadengan daunnya yang memiliki bentuk pipih seperti gambar hati, tangkainya agak panjang,tepi daun rata, ujung daun meruncing, pangkal daun berlekuk, tulang daun menyirip, dandaging daun yang tipis. Permukaan daunnya berwarna hijau dan licin, sedangkan batang pohonnya berwarna hijau tembelek atau hijau agak kecoklatan dan permukaan kulitnya kasarserta berkerut-kerut. Sirih hidup subur dengan ditanam di atas tanah gembur dengan keadaantanah yang tidak terlalu lembab dan memerlukan cuaca tropika dengan air yang mencukupi.Sirih merupakan tumbuhan obat yang sangat besar manfaatnya.

 

Tanaman sirih merupakan tanaman yang tumbuh memanjat dengan tinggi tanaman 5sampai 15 cm. Helaian daun berbentuk bundar telur atau bundar telur lonjong. Pada bagian pangkal berbentuk jantung atau agak bundar, tulang daun bagian bawah gundul atau berbulusangat pendek, tebal berwarna putih panjang 5 sampai 18 cm, dan lebar 2,5 sampai 10,5 cm.Daun pelindung berbentuk lingkaran, bundar telur sungsang, atau lonjong dengan panjangkira-kira 1 mm. Perbungaan berupa bulir, sendiri-sendiri di ujung cabang dan berhadapandengan daun. Bulir bunga jantan memiliki panjang gagang 1,5-3 cm dengan benang sari yangsangat pendek. Bulir bunga betina mempunyai panjang gagang 2,5-6 cm dan panjang kepala putik 3-5 cm. Buah buni bulat dengan ujung gundul. Bulir yang masak berbulu kelabu, rapat,dengan tebal 1-1,5 cm. Biji berbentuk bulat (Syamsuhidayat dan Hutapea, 1991).Berdasarkan ilmu taksonomi, klasifikasi tanaman sirih adalah sebagai berikut :

 

Kingdom                   : Plantae

Divisio             : Magnoliophyta

Kelas               : Magnoliopsida

Ordo                : Piperales

Familia            : Piperaceae

Genus              : Piper

Spesies            : Piper betle L. (Depkes RI, 1980 dalam Yudha 2009)

 

Tanaman jambu biji (Psidium guajava L.) merupakan tanaman buah daerah tropis dan dapat juga tumbuh di daerah sub-tropis dengan intensitas curah hujan 1.000-2.000 mm/tahun dan pada suhu 23-280 C di siang hari. Tanaman jambu biji sebenarnya dapat tumbuh pada semua jenis tanah dengan derajat keasaman (pH) 4,5-8,2 dan pada ketinggian 5-1.200 m dpl. Pembibitan pohon jambu biji dilakukan melalui sistem pencakokan dan okulasi, dan dapat juga dengan menanam biji secara lansung. Tanaman dari biji biasanya berbuah 2-3 kali setahun. Tanaman dari okulasi dan cangkok dapat berbuah tiap bulan (Anonimus, 2010).

 

Dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan, kedudukan tanaman jambu biji diklasifikasikan sebagai berikut:

 

Kingdom                   : Plantae

Divisio             : Spermatophyta

Subdivisio       : Angiospermae

Kelas               : Dicotyledonae

Ordo                : Myrtales

Famili              : Myrtaceae

Genus              : Psidium

Species            : Psidium guajava L. (Anonimus, 2010)

 

III. ALAT DAN BAHAN

a)      ALAT

1.     Tabung reaksi

2.     Rak tabung reaksi

3.     Gelas ukur

4.     Kertas label

5.     Pipet tetes

 

b)    Bahan

1.     Infusa daun sirih

2.     Infusa daun jambu biji

3.     HCl 2N

4.     Preaksi mayer

5.     Preaksi wagner

6.     Preaksi Dragendorff

 

IV. PROSEDUR KERJA

1.   Larutan infusa daun sirih hijau dan infusa daun jambu biji dimasukkan pada  masing-masing 3 tabung reaksi sebanyak 2 ml

2.     Tambahkna 2 l larutan HCl 2 N pada setiap tabung reaksi

3.     Teteskan 3 tetes meyer, wagner dan dragendorff kesetiap tabung reaksi

4.     Amati hasil

 

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

a.     Hasil

No

Reaksi tabung

Mayer

Wagner

Dragendorff

1.

Tabung I

Sirih

+ alkaloid

Endapan putih

+ alkaloid

Endapan coklat

+ alkaloid

Endapan orange

2.

Tabung 2

Sirih

+ alkaloid

Endapan putih

+ alkaloid

Endapan coklat

+ alkaloid

Endapan coklat

3.

Tabung 3

Sirih

+ alkaloid

Endapan putih

+ alkaloid

Endapan coklat

+ alkaloid

Endapan coklat

4.

Tabung 1

Daun jambu biji

+ alkaloid

Endapan putih

+ alkaloid

Endapan coklat

+ alkaloid

Endapan coklat

5.

Tabung 2

Daun jambu biji

+ alkaloid

Endapan putih

+ alkaloid

Endapan coklat

+ alkaloid

Endapan coklat

6.

Tabung 3

Daun jambu biji

+ alkaloid

Endapan putih

+ alkaloid

Endapan coklat

+ alkaloid

Endapan coklat

 

b.     Pembahasan

Pada praktikum kali ini yaitu srining infusa daun jambu biji dan daun sirih. Skrining fitokimia atau disebut juga penapisan fitokimia merupakan uji pendahuluan dalam menentukan golongan senyawa metabolit sekunder yang mempunyai aktivitas biologi dari suatu tumbuhan. Skrining fitokimia tumbuhan dijadikan informasi awal dalam mengetahui golongan senyawa kimia yang terdapat didalam suatu tumbuhan. Dalam percobaan ini, skrining fitokimia dilakukan dengan menggunakan pereaksi-pereaksi tertentu sehingga dapat diketahui golongan senyawa kimia yang terdapat pada tumbuhan tersebut. Uji skrining fitokimia bersifat kimiawi, tetapi untuk mengetahui adanya minyak atsiri dalam suatu tumbuhan dapat juga diperiksa secara mikroskopik yaitu dengan melihat apakah terdapat kelenjar-kelenjar minyak atsiri atau rambut-rambut kelenjar yang mengandung minyak atsiri, misalnya terdapat pada famili Piperaceae dan Myrtaceae

 

Untuk bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah infusa daun jambu biji dan infusa daun sirih. Infusa adalah sediaan cair yang dibuat dengan menyari simplisia nabati dengan air pada suhu 90 selama 15 menit.Pembuatannya dengan mencampur simplisia dengan derajat halus yang cocok dalam panci dengan air secukupnya, panaskan diatas penangas air selama 15 menit terhitung mulai mencapai 90  sambil berkali-berkali diaduk. Bahan pereaksi yang digunakan adalah pereaksi mayer, pereaksi wargner dan pereaksi Dragendorff. Dilakukannya uji ini bertujuan untuk mengetahui golongan senyawa kimia pada infusa daun jambu biji dan daun sirih. Berdasarkan Tahap uji yang telah dilakukan cara yang digunakan  yaitu dengan cara memasukkan sebanyak 2 ml larutan infusa masing-masing bahan atau sampel pada tabung reaksi yang telah disiapkan. Kemudian beri sampel pada setiap tabung reaksi yang berisi sampel, lalu tetesi masing-masing bahan dengan menggunakan bahan pereaksi yang berbeda. Pada tabung 1 yaitu daun sirih saat ditetesi dengan pereaksi mayer sebanyak 3 tetes akan menghasilkan endapan putih, untuk tabung selanjutnya ditetesi dengan pereaksi wargner dan dihasilkan warna yaitu endapan coklat, selanjutnya pada tabung ketiga dilakukan penetesan atau penambahan pereaksi dragendorff warna yang dihasilkan berupa endapan orange. Pada sampel daun sirih dilakukan pengujian sebanyak 3 kali pada tabung yang berbeda. Untuk pengujian yang ke 2 dan ke 3 warna yang dihasilkan sama dengan pengujian sebelumnya akan tetapi pada pengujian menggunakan pereaksi dragendorff pengujian ke 2 dan ke 3 menghasilkan warna yang berbeda dari pengujian yang pertama , warna yang dihasilkan adalah endapan bewarna cokelat. Selanjutnya dilakukan pengujian yang sama pada bahan infusa daun jambu biji, pengujian dilakukan sebanyak 3 kali, untuk warna yang dihasilkan adalah sama dengan pengujian pada sampel daun sirih yaitu pada pereaksi mayer dihasilkan warna endapan putih, kemudian pada pereaksi wargner dihasilkan warna endapan coklat, serta pada tabung ke 3 dengan pereaksi dragendorff dihasilkan warna endapan coklat.

 

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

 

a.     Kesimpulan

Pada praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa:

1.  Skrining fitokimia atau disebut juga penapisan fitokimia merupakan uji pendahuluan dalam menentukan golongan senyawa metabolit sekunder yang mempunyai aktivitas biologi dari suatu tumbuhan.

2. Uji skrining fitokimia bersifat kimiawi, tetapi untuk mengetahui adanya minyak atsiri dalam suatu tumbuhan dapat juga diperiksa secara mikroskopik yaitu dengan melihat apakah terdapat kelenjar-kelenjar minyak atsiri atau rambut-rambut kelenjar yang mengandung minyak atsiri

3.  Hasil dari praktikum adalah infusa daun sirih dan infusa jambu biji memiliki kandungan yang sama yaitu flavonoid.

 

b.     Saran

Dalam pengerjaannya harus tetap dijaga dan diperhatikan kebersihan alat dan bahan

 

DAFTAR PUSTAKA

Anief, M., 2010. Penggolongan Obat. 10th , Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. 9-10.

Anonymous. 2010. Buahku: Tanaman Buah dan Manfaatnya. http://buahku.wordpress.com/2010/09/20/tanaman-

Ansel HC. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Edisi keempat. Diterjemahkan oleh Farida Ibrahim. Jakarta: UI-Press; 1998 hal. 105, 401.

Departemen Kesehatan RI, 1979, Farmakope Indonesia Edisi III, 378, 535, 612. Jakarta.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

LAPORAN PRAKTIKUM FITOKIMIA INFUSA DAUN SIRIH (Piper betle L.) Dan INFUSA DAUN JAMBU BIJI ( Pisidium guajava Linn )

LAPORAN PRAKTIKUM FITOKIMIA “Destilasi Minyak Atsiri Jahe Merah (Zingiber Officinale L)

LAPORAN PRAKTIKUM FITOKIMIA “PEMEKATAN SOXHLETASI MERICA (Piper nigrum) MENGGUNAKAN ROTARY EVAPORATOR“